NIKEL.CO.ID, 24 JULI 2023 – Koordinator Nasional lembaga koalisi masyarakat sipil Publish What You Pay (PWYP) Indonesia, Aryanto Nugroho, mengingatkan, pemerintah untuk berhati-hati dalam melakukan proses divestasi saham PT Vale Indonesia (PTVI) pada Jumat, (21/7/2023).

Dalam hal ini pemerintah yang diwakili oleh Mining Industry Indonesia (Mind ID), dalam proses divestasi ini disarankan untuk tetap memperhatikan dan menjalankan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG) yang di dalamnya mendukung terwujudnya transisi energi bersih di Indonesia.

“Jangan sampai ingin memberikan keuntungan, justru divestasi (PT Vale Indonesia) itu membuat kerugian bagi masyarakat,” kata pemerhati persoalan industri ekstraktif, Aryanto, melalui pers rilis yang diterima nikel.co.id, Senin (24/7/2023).

Menurutnya, sebagai salah satu pelopor industri nikel di Indonesia, Vale termasuk perusahaan yang berkomitmen pada penerapan energi bersih.

“Karena itu, jika proses divestasi saham Vale rampung, komitmen pada energi bersih dan penerapan prinsip ESG yang selama ini dilakukan oleh Vale harus tetap dikedepankan dan menjadi agenda pemerintah,” ujarnya.

“Kalau mau benar-benar transisi energi maka sudah tidak perlu ada lagi penggunaan energi batu bara,” sambungnya.

Aryanto menilai, sejauh ini Indonesia masih perlu banyak mengejar ketertinggalan soal penerapan ESG dalam industri ekstraktif, dan Indonesia masih harus lebih banyak menerapkan prinsip ESG pada pemberian izin hingga syarat investasi.

“Dukung implementasi ESG, kemudian standar ESG diadop oleh pemerintah. Itu menjadi hal penting dalam proses divestasi,” urainya.

Dia juga mengungkap, agar jangan ada lagi kemunduran dalam penerapan ESG di berbagai lini pemerintahan, termasuk industri ekstraktif.

“Kalau bicara soal industri jangan bangun lagi smelter-smelter yang memakai bahan bakar batu bara. Karena transisi (energi bersih) itu jadi semu karena ada lagi batu baranya,” ungkap Aryanto.

Presiden Joko Widodo pada kesempatan peresmian Taman Kehati Sawerigading Wallacea di kawasaan Tambang Vale akhir Maret lalu, menyatakan, agar perusahaan tambang di Indonesia untuk dapat meniru apa yang dilakukan Vale.

Selain itu, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memuji kemampuan pengelolaan Vale dalam kunjungannya ke tambang nikel dan smelter Vale di Sorowako Sulawesi Selatan akhir November tahun lalu.

“Vale telah menerapkan praktik pertambangan yang baik,” kata Luhut.

Aryanto kembali mengatakan, ESG dalam operasionalisasi industri ekstraktif itu merupakan hal penting yang harus diperhatikan.

Sejauh ini, pihak Vale menegaskan komitmennya dalam operasionalisasi pengolahan nikel berusaha untuk menerapkan standar ESG internasional.

“Keuntungan ESG itu jangka panjang, bukan jangka pendek. Artinya, bukan sekadar cuan, tetapi standar lingkungan, keberlanjutan, dan ini masuk dalam bagian dari transisi energi berkeadilan,” pungkasnya. (Shiddiq)

Sumber: Nikel.co.id