KLIKERS.id – Pemerintah terus mendorong industri ekstraktif untuk menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan kepada publik. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam mewujudkan target pembangunan berkelanjutan yang transparan serta akuntabel.
Mewakili Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM, Ketua Sekretariat Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) selaku Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi, mengatakan pentingnya transparansi dalam industri ekstraktif sejak dari pemberian izin hingga besaran kontribusi yang diberikan kepada negara.
“EITI merupakan sebuah standar global bagi tata kelola sumber daya alam minyak, gas, mineral, dan batubara dengan prinsip keterbukaan data pada setiap rantai nilai industri ekstraktif mulai dari pemberian izin dan kontrak pertambangan, kegiatan eksplorasi, produksi, pengelolaan pendapatan negara yang diperoleh, pendistribusiannya ke daerah, hingga kontribusi sektor ini pada negara,”ujar Agus di Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Senin (16/10).
Keterlibatan Indonesia, sambung Agus, dalam pelaksanaan standard global industri ekstraktif sudah dilakukan sejak tahun 2010. “Sampai dengan saat ini, Indonesia telah menyusun laporan EITI ke-10 yang mengungkapkan data dan informasi dalam setiap rantai pasok industri ekstraktif mulai aspek perizinan, produksi, sampai dengan pemanfaatan pendapatan yang didapatkan,” jelasnya.
lebih lanjut Agus mengatakan, melalui prinsip keterbukaan data dan informasi keterlibatan masyarakat diharapkan dapat ditingkatkan untuk mendorong perbaikan kebijakan dan tata kelola industri ekstraktif, dan meningkatkan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Sementara itu, Dekan FISIPOL Universitas Gajah Mada Wawan Mas’udi menyinggung pentingnya pelibatan stakeholder dalam pemanfaatan energi yang lebih renewable dengan tetap memperhatikan aspek keadilan dan kesetaraan.
“Polgov secara aktif ingin bekerja sama bukan hanya dengan stakeholder lokal tetapi juga di tingkat global, salah satunya bersama dengan Civil Society Organization (CSO) untuk mendorong masyarakat sipil dalam pengelolaan energi ekstraktif,” Wawan.
Upaya membangun green society menurut Wawan bukan hanya pengetahuan tetapi juga aksi kebijakan. Tantangan iklim harus kita adaptasi dalam bentuk kebijakan. Misalnya melalui melalui transisi energi, Industri ekstraktif menjadi pilar pertumbuhan ekonomi yang paling utama di berbagai negara. “Menjadi tumpuan sumber daya keuangan negara,”pungkas Wawan.
Wawan menambahkan masalah saat ini adalah pengelolaan penambangan belum dapat memberikan kesejahteraan secara merata, sehingga upaya hilirisasi untuk mendukung transisi energi menjadi salah satu harapan. “Knowledge production dari kampus diharapkan dapat membantu aksi pembuatan kebijakan,” ujar Wawan.
Acara Extractive Transparency Day merupakan bagian dari rangkaian acara menuju peluncuran portal data ekstraktif yang dikelola Kementerian ESDM dan Sekretariat EITI Indonesia. Dalam acara ini, akan dilaksanakan sosialisasi kegiatan lomba pengolahan data yang terbuka untuk umum dan penulisan artikel yang khusus untuk para Jurnalis dan merupakan bagian dari usaha meningkatkan perhatian masyarakat umum terhadap keberadaan portal data ekstraktif dan memanfaatkannya untuk kepentingan publik.?
Harapannya, Extractive Transparency Day ini dapat menjadi kegiatan yang dilakukan secara regular dan dapat memberikan kesempatan bagi para stakeholder serta masyarakat luas untuk bertemu, berdiskusi, dan membahas isu industri ekstraktif khususnya dalam memberikan kontribusi yang konkret dan berarti bagi agenda keberlanjutan pelaksanaan transparansi industri eksraktif di Indonesia.
Pada acara ini, Kementerian ESDM sendiri selaku Sekretariat Keterbukaan Transparansi Pendapatan Nasional dan Pendapatan Daerah Indonesia, menggandeng Research Centre for Politics and Government (PolGov) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), Publish What You Pay (PWYP) dan Analitika Indonesia (IDEA) Yogyakarta.
Bangun Portal Data
Dalam rangka mendukung sekaligus wujud dari keterbukaan di industri ekstraktif, Kementerian ESDM juga tengah membangun portal data industri ekstraktif yang diharapkan dapat menjadi tools komunikasi kepada masyarakat untuk lebih memahami pengelolaan industri ekstraktif sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat.
“Kementerian ESDM sedang melakukan pembangunan portal data industri ekstrakti yang diharapkan menjadi tools komunikasi kepada masyarakat untuk lebih memahami pengelolaan industri ekstraktif sehingga tercipta hubungan yang lebih harmonis dengan masyarakat,” ujar Agus yang biasa dipanggil Aca.
Aca menambahkan, Sebagai bagian dari penerapan prinsip transparansi tersebut, EITI Indonesia mendorong pengarusutamaan transparansi industri ekstraktif menuju keterbukaan yang sistematis (systematic disclosure), melalui pengembangan Portal Data Ekstraktif.
“Portal Data Ekstraktif diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal dan kontekstual oleh kelompok pengguna dari berbagai kalangan, diantaranya Pemerintah Pusat dan Daerah, industri, organisasi masyarakat sipil (CSO), media dan juga akademisi. Portal ini juga diharapkan sebagai one stop data hub transparansi industri ekstraktif yang mempublikasikan data yang dikumpulkan dari proses transparansi pertambangan Migas dan Minerba secara reguler dari lembaga pemerintah yang terkait dan sumber-sumber lainnya,” tutup Aca.
Sumber: Klikers.id