Hutan di Papua Barat adalah harapan terakhir atas hutan-hutan di Indonesia, karenanya menjadi penting untuk memastikan hutan di Papua tetap lestari. Sebagai upaya pelestarian hutan tersebut, PWYP Indonesia bersama Mnukwar Papua menyelenggarakan workshop pemantauan hutan secara partisipatif dengan menggunakan platform Global Forest Watch bagi organisasi masyarakat sipil di Papua Barat, yang berlangsung Jumat lalu (29/11).

gfw-maps
Tampilan peta interaktif dalam platform Global Forest Watch, bisa diakses di https://www.globalforestwatch.org/

Global Forest Watch (GFW) merupakan sebuah platform daring yang menyediakan data dan alat untuk pemantauan hutan. Dengan menggunakan teknologi canggih, GFW memungkinkan siapa saja untuk mengakses informasi nyaris seketika tentang tempat dan bagaimana perubahan hutan di dunia.

Asri Nuraeni, Program Manager EI Forest Governance, berbagi tentang penggunaan platform GFW, aplikasi forest watcher, dan fitur-fitur di dalamnya yang bisa dimanfaatkan. Menurutnya, GFW memungkinkan siapapun dengan koneksi internet untuk mengetahui perubahan hutan terbaru melalui GLAD Alert. GLAD alert berfungsi mengidentifikasi area yang berpeluang mengalami kehilangan tutupan pohon, dengan resolusi 30×30 meter, dengan tutupan kanopi pohon minimal 5 meter.

Dengan berlangganan GLAD Alert melalui email, ini memungkinkan siapapun untuk mengetahui perubahan hutan di daerah yang menjadi area of interest (AoI). Namun, kehilangan tutupan pohon tidak selalu merupakan deforestasi. Hilangnya tutupan pohon bisa disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk deforestasi, kebakaran, dan penebangan dalam rangka kegiatan kehutanan berkelanjutan.

Selain itu, fitur GFW juga menyediakan informasi tutupan lahan (misalnya tutupan pohon, hutan primer, hutan bakau, dsb); penggunaan lahan (konsesi penebangan, pertambangan, sawit, migas, minyak sawit RSPO, dsb); emisi karbon dan keanekaragaman hayati. Namun, sayangnya saat ini dalam platform GFW belum tersedia database konsesi pertambangan dan sawit di Indonesia.

Sehingga, untuk menyiasati hal ini, menurut Asri, perlu untuk mengambil data dari sumber lain dan mengombinasikannya dalam platform GFW. Untuk database pertambangan, bisa mengacu ke website geoportal esdm untuk mengetahui daftar konsesi pertambangan yang beroperasi. Begitu juga dengan sawit, bisa menggunakan sumber data dari dinas/kementerian terkait.

“Setelah mendapatkan data SHP file atau digitasi dari koordinat konsesi-konsesi tersebut, pengguna bisa mengunggah data SHP file atau menggambar koordinat konsesi, yang akan menjadi area of interest (AoI). Jadi, GFW bukan sebuah platform yang statis, namun bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna,” jelas Asri.

Menanggapi hal ini, Sena Aji Handoko, dewan pengarah Mnukwar Papua menyampaikan bahwa di lahan-lahan kritis di Papua Barat sebagian besar didominasi oleh vegetasi krangas (sejenis ilalang), dimana ketinggian pohon kurang dari 5 meter. Sehingga jika terjadi kehilangan tutupan pohon krangas, notifikasi GLAD Alert tidak akan muncul. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus bagi lahan-lahan kritis ini, karena ketinggian pohon dibawah 5 meter menjadi tidak terdeteksi oleh sistem GFW.

Selain GFW, tersedia juga aplikasi forest watcher yang bisa diakses secara luring. Ini menjembatani kebutuhan pengguna saat tidak terhubung ke koneksi internet. Forest watcher juga bisa memandu pengguna menuju titik hilangnya tutupan pohon di lapangan, serta tersedia fitur pelaporan langsung dari lapangan.

Ronny, salah satu peserta perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan akan overlay data GFW dengan peta rawan bencana. Menurutnya, aplikasi pemantauan hutan ini sangat bermanfaat, karena dapat lebih optimal dalam melakukan pengurangan risiko bencana. Dengan memastikan deforestasi bisa dicegah, potensi bencana seperti longsor, bisa dicegah lebih dini.

Piet Yan Wamaer, Direktur Mnukwar menyampaikan, pasca workshop penggunaan platform GFW bagi masyarakat sipil, kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihan bagi masyarakat. Harapannya lebih banyak orang yang mengetahui alat ini, dan bisa sama-sama memantau dan menjaga hutan kita.