Bandung (29/05/2015)“Standar EITI terus berkembang dan mengalami perubahan untuk mendorong tercapainya tujuan perbaikan tata kelola industri ekstraktif.” demikian disampaikan oleh Fabby Tumiwa, alternate Board EITI Internasional dalam seminar bertajuk Pelaksanaan Transparansi Melalui Standar Baru EITI dan Upaya Perbaikan Tata Kelola Industri Ekstraktif di Indonesia pada tanggal 29 Mei 2015 di Bandung yang dihadiri stakeholder pelaku industri ekstraktif, pemerintah, pelaku usaha serta masyarakat sipil.

 

Fabby yang juga Board Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menyebutkan, Standar Baru EITI 2013 menitikberatkan perubahan terhadap kualitas workplan dan manfaat implementasi EITI; Penyampaian konteks laporan; perbaikan proses validasi dan memaksimalkan dampak; serta restrukturisasi dan klarifikasi persyaratan (requirement)”. Standar EITI 2013 sendiri harus menjadi dokumen acuan bagi setiap negara yang tergabung dalam inisiatif EITI.

 

Sebagai bagian dari pelaksanaan komitmen EITI, pemerintah Indonesia juga terus mengupayakan perbaikan-perbaikan. Dirjen Minerba, Kementerian ESDM menyebutkan diantaranya upaya penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP), renegosiasi Kontak Karya (KK) dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B); Kewajiban pengembangan dan pemberdayaan masyarakat; inisiatif Minerba One Map Indonesia (MOMI) dan lainnya. Di sektor Migas, SKK Migas mengupayakan perbaikan melalui Rancangan Undang-Undang (RUU) Migas; Penyederhanaan perizinan; Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP); Pembentukan Tim Eksplorasi dan lainnya.

 

Joni Topan dari Dispenda Kalimantan Timur berharap agar EITI Indonesia ke depan dapat mengungkap data-data yang selama ini sulit untuk diakses oleh daerah seperti data produksi, Plan of Development (POD), Cost Recovery dan Corprorate Social Responsibility  (CSR); Rencana Kerja Anggaran Belanja (RKAB) KK dan PKP2B serta data lainnya. “Data tersebut sangat penting bagi kami karena terkait erat dengan penghitungan dana bagi hasil yang kami terima sebagai daerah penghasil.”  Ujar Joni.