JAKARTA, KOMPAS.com – Manajer Advokasi Publish What You Pay (PWYP) Indonesia Aryanto Nugroho menilai kedua pasangan capres dan cawapres perlu memiliki gambaran secara lebih menyeluruh terkait korupsi di sektor Sumber Daya Alam (SDA).
Topik terkait SDA menjadi salah satu topik debat kedua, bersama dengan topik terkait energi, pangan, infrastruktur, dan lingkungan hidup.
Aryanto menjelaskan, belum ada pembicaraan yang konkrit terkait penegakan hukum dan korupsi dari kedua paslon, jika berkaca dari debat pertama. “Kalau belajar dari evaluasi yang pertama, kita bicara penegakan hukum atau korupsi masih sulit dan normatif, hanya menjawab ‘tak akan tebang pilih’, ‘serahkan ke aparat penegak hukum’,” terang Aryanto saat acara diskusi bertajuk “Menyigi Visi Misi Calon Presiden 2019”, di kantornya, Jakarta Selatan, Minggu (3/2/2019).
Padahal, industri SDA umumnya melibatkan perusahaan berskala besar dan kental akan nuansa konflik kepentingan.
Oleh karena itu, Aryanto menilai kedua paslon perlu memberikan gagasan terkait pendekatan khusus untuk mengatasi masalah tersebut. “Indikasi korupsi SDA harus terbayangkan, konflik kepentingan sangat besar, pemainnya besar dan tak bisa diselesaikan lewat pendekatan hukum ataupun secara konvensional, kan harus secara khusus,” jelasnya.
“Karena berkaitan dengan besar, bukan kecil. Dan dua orang ini punya kepentingan terhadap SDA. Ada indikasi seperti itu,” sambung dia.
Peserta debat adalah calon presiden. Tema yang diangkat antara lain energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Debat akan diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta. Empat stasiun televisi akan menyiarkan debat, yaitu RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV.
Sumber: Kompas