Jakarta, energindo — Tata kelola bisnis pertambangan yang lebih transparan akuntabilitas dan kolaboratif adalah cita-cita semua pemangku kepentingan di dalamnya. Untuk itu Pemerintah gencar memanfaatkan teknologi untuk pelayanan publiknya.

Beberapa inovasi digital telah diluncurkan dimana salah satunya adalah Minerba One Map Indonesia (MOMI), yang merupakan Sistem Informasi Geografis Wilayah Pertambangan.

“MOMI adalah central referesi spasial data yang pengembangannya mencakup; mineres, kebijakan kebijakan satu peta Indonesia, ESDM Geoportal dan exploration data ware house,” ungkap Muhammad Wafid, Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batubara, Dijten Minerba, Kementerian ESDM, dalam sebuah webinar.

“MOMI sebagai salah satu yang men_trigger One Map Indonesia ini akan terhubung dengan referensi data non spasial MODI (Minerba One Data Indonesia) yang mencakup perijinan online, ESDM Data Enterprise, investasi meinerba, e-PNBP, MVP dan MOMS,” imbuh Wafid.

MOMI, lanjut Wafid, akan sebagai single source of truth data pertambangan Indonesia dimana seluruh aplikasi yang yang dikembangan dan menggunakan data perijinan pertambangan akan disediakan oleh MOMI/MODI melalu web service.

“Mekanisime ini akan mengurangi redudansi database serta meingingktakna kontrole terhadap pelayanan kepada pemegang ijin sebab hanya yang terdaftar di MOMI/MODI yang akan dilayani,” tuturnya.

MOMI mampu mengintegrasikan data dalam satu interface view monitor secara bersamaan. Dengan jaringan internet yang bagus, MOMI dapat diakses dari manapun dan kapanpun bahkan dalam menu apple dan android.

Tak hanya peta GIS dari IUP, PKP2B, dan KK. Berdasarkan laman Kementerian ESDM, MOMI juga akan terhubung dengan; peta blok Migas, peta WKP panasbumi, peta formasi geologi, peta kawasan hutan, peta batas administrasi, peta tersus dan coal, peta jaringan listrik dan lokasi PLTU, peta lokasi smelter, peta pelabuhan udara dan laut, peta rencana integrasi susulan, peta citra satelit resolusi, peta izin perkebunan peta izin kehutanan, dan peta tata ruang.

Menanggapi hal ini, Aryanto Nugroho, Peneliti dari Publish What You Pay (PWYP),menyatakan menyambut baik dikembangkannya sejumlah platform seperti MOMI, MODI, MOMS (Monitoring Online Monitoring System), maupun platform lainnya

Dalam pandangannya, ini sangat membantu Pemerintah dalam hal mengintegrasikan data dan melakukan monitoring di lapangan. Ini juga menunjukkan adanya perbaikan tata kelola minerba oleh Pemerintah.

“MoMS misalnya untuk mengintegrasikan perizinan dengan peta, MODI untuk data izin dan struktur perusahaan, atau MoMS untuk monitoring data produksi yang terintegrasi,” kata dia kepada energindo (12/3).

Namun demikian ia melayangkan sejumlah catatan terhadap platform-platform tersebut: Daintaranya; platform tersebut, misalnya MOMS, MINERS, MVP belum dibuka kepada public, sehingga belum bisa dikatakan transparan. Sedangkan platform yang sudah dibuka ke publik, MOMI dan MODI, datanya belum diupdate.

Dukung pra tambang

Cahyo Nugroho, Chief Industry Solution Officer Esri Indonesia, menjelaskan bahwa Esri turut bangga bisa ikut berperan dalam pengembangan MOMI, MODI dan platform lainya. Terkait adanya masukan pelbagai pihak untuk pemutakhiran, ia menyatakan pihaknya selalu terbuka.

Namun disisi lain, katanya, sebenarnya teknologi Esri tak hanya bisa mendukung pengembangan spasial dan non spasial digitalisasi minerba ataupun masa penambangan dan pasca tambang saja. Sebab Esri, bisa membantu sejak pra tambang atau masa eksplorasi. Diantara dukungannya ialah mengetahui jenis dan potensi dan cadangan mineral tambang di lokasi tersebut dalam bentuk peta formasi geologi struktur.

“Tak hanya surface kita juga bisa analisa untuk sub surface. Kita punya teknologi yang bisa membantu geolog bereksplorasi di area remote untuk memperkirakan berapa cadangan mineralnya,” katanya kepada energindo beberapa waktu lalu.

Teknologi yang digunakan antara lain; citra satelit, rusteer, drone dan sebagainya. Ini untuk mendukung dan mengolahanalisa geologi, geofisika, geokimia, dan analisa-analisa lain, termasuk seberapa tua umur dari batuan yang ada dipermukaan.

“Setelah lengkap semua data sampai pengeboran dangkal sample geologi yang ada dibawah lalu kita lakukan analisa geokimia dan meng_overlay menjadi satu dengan ArcGIS sehingga menjadi rujukan untuk keputusan investasi dan eksplorasi mineral dari peta minerba,” ujarnya menutup pembicaraan.

Sumber: Energindo