Menurut Maryati pemerintah belum melihat sektor migas sebagai aset yang dapat memberikan nilai tambah untuk mengurangi kesenjangan kemiskinan di Indonesia yang saat ini semakin jauh jaraknya.
Pasalnya, selama ini pemerintah dalam membuat kebijakan untuk sektor migas belum menjadikan sektor ini sebagai penggerak perekonomian.
“Di sisi energi, kita akan defisit. Kalau tidak melakukan terobosan kita akan mengalami krisis,” katanya.
Maryati berharap pemerintah segera membuat terobosan agar Indonesia mampu meningkatkan cadangan migas dalam beberapa tahun mendatang. Jika tidak, Indonesia akan terus bergantung pada impor migas.
“Ini kan permintaan terus meningkat, tapi produksinya tidak meningkat. Otomatis cadangan minyak kita terus menurun. Makanya perlu terobosan terbaru, misalnya dengan mengurangi ekspor minyak mentah, ini kan bisa dimanfaatkan untuk di produksi sebagai produk jadi. Maka disini butuh peran pemerintah untuk mengatur kembali tata kelola migas di Indonesia untuk meningkatkan cadangan minyak kita,” katanya.