Pernyataan C20
7 Maret 2022

Bali – Civil 20 (C20), sebuah forum bagi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) di seluruh dunia untuk menyuarakan aspirasi rakyat dengan para pemimpin G20, mendesak semua pihak untuk mengakhiri permusuhan dalam isu Ukraina serta menyerukan simpati, dukungan dan solidaritas global untuk rakyat Ukraina, serta warga Rusia yang menentang perang.

Pada tanggal 24 Februari 2022, sebagai efek dari kontestasi kekuatan di wilayah Eropa Barat dan Timur, Rusia telah melakukan serangan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil di Ukraina. Warga Ukraina dipaksa keluar dari rumah mereka dan kehidupan mereka sangat hancur. Jumlah korban sipil terus meningkat bahkan saat kami mengeluarkan seruan ini.

Krisis di Ukraina tidak berawal dari konflik antara Rusia dan Ukraina semata, tetapi dipicu oleh kontestasi kekuatan yang lebih luas. Perang telah berdampak pada ekonomi global dan dampak sosialnya akan memiliki efek riak yang mendalam pada ketidaksetaraan. Pemulihan ekonomi global yang sangat dibutuhkan dari pandemi telah terganggu. Saat ini, harga patokan minyak dunia telah meningkat tajam, harga saham mulai melemah dan berbagai harga komoditas juga terpengaruh secara signifikan. Jutaan nyawa orang yang tidak bersalah terkena dampak invasi. Hal ini telah menghambat upaya G20 untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, setara, dan inklusif. Rusia sebagai salah satu anggota G20 telah melanggar mandat G20.

Melalui momentum C20 Kick Off pada tanggal 7-8 Maret 2022, di mana para perwakilan dan jaringan C20 dari berbagai negara di luar anggota G20 berkumpul, C20 menegaskan kembali komitmennya terhadap prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang transparan, demokratis, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Atas terjadinya tragedi kemanusiaan di Ukraina, C20 menyatakan:

  1. Kami sangat mendesak untuk mengakhiri semua jenis permusuhan di Ukraina, yang telah melanggar hukum internasional dan telah menyebabkan tragedi kemanusiaan yang luar biasa bagi warga sipil Ukraina. Hal ini juga memiliki dampak sosial ekonomi global dan berpotensi memicu konflik yang lebih luas.
  2. Kami mendesak para pemimpin G20 untuk menghentikan kontestasi kekuatan yang berbahaya antara aktor-aktor di Eropa Barat dan Eropa Timur yang membahayakan masyarakat di wilayah tersebut.
  3. Kami mendesak Rusia untuk segera menghentikan pelanggaran militernya dan mulai bernegosiasi. Rusia harus segera menghentikan serangan tanpa pandang bulu yang melanggar hukum perang dan menyebabkan korban jiwa bagi warga sipil dan fasilitas sipil. Rusia harus memainkan perannya sebagai anggota PBB dan komunitas internasional yang menghormati perdamaian dan keamanan dunia.
  4. Kami menuntut kedua belah pihak yang bertikai untuk mengizinkan akses bagi Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebagaimana diatur oleh hukum humaniter internasional, serta akses bagi lembaga non-pemerintah lainnya untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang membutuhkan.
  5. Kami menyerukan simpati, dukungan, dan solidaritas untuk kebebasan, perdamaian, dan hak asasi manusia bagi warga Ukraina. Semua warga Ukraina dan semua orang di dunia memiliki hak untuk hidup dalam keamanan dan perdamaian serta bermartabat. Bersama dengan warga Ukraina, solidaritas kami mencakup semua korban kekerasan dan kediktatoran di setiap wilayah di planet ini.
  6. Kami mendesak anggota G20 untuk lebih aktif dan melakukan segala upaya untuk menghentikan perang. Para anggota harus memberikan perhatian pada isu-isu kemanusiaan dan mendukung PBB dan organisasi masyarakat sipil internasional lainnya dalam menciptakan arsitektur bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan yang mampu mendukung para korban dari semua konflik. Selama krisis, anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan berada pada risiko tertinggi, sehingga semua individu yang mencari perlindungan, terlepas dari kewarganegaraan, identitas, dan jenis kelamin mereka, memiliki akses ke bantuan kemanusiaan yang adil, efektif, dan mendesak. Jalur yang aman bagi warga sipil dari zona perang, dan perlindungan bagi pengungsi dan pencari suaka dari Ukraina akan disediakan. Ini harus menjadi salah satu hasil dari KTT G20.
  7. Kami mendesak Indonesia sebagai Presidensi G20 untuk lebih aktif dan berusaha untuk mendorong dan mengajak semua anggota untuk membahas resolusi konflik pada sesi G20.
    *****
    Ketua C20: Sugeng Bahagijio, 08151809454
    Co-Chair C20: Herni Ramdlaningrum, 08111110326
    Sherpa C20: Ah Maftuchan, 08179421052
    Aryanto Nugroho: 081326608343