Jakarta – Agenda Prioritas ke-5 (AP-5) Publish What You Pay (PWYP) Indonesia yaitu Penguatan Tata Kelola Sekretariat Nasional dan Jejaring Koalisi, yang salah satu mandatnya adalah penguatan aspek manajemen dan strategi keuangan yang lebih transparan dan akuntabel. Mengacu pada hal tersebut, PWYP Indonesia menyelenggarakan pelatihan keuangan seri ke-XII bertemakan Pengelolaan Aset Tetap Organisasi Non Laba. Tema pelatihan ini diambil sekaligus bertepatan dengan proses tutup buku keuangan akhir tahun.

Pelatihan yang diselenggarakan secara daring pada 15 November 2022 ini, menghadirkan Sri Sudarsih dari SWANAGATA sebagai Trainer dengan Co-Trainer Hadi Prayitno. Hadir sebagai peserta pelatihan dari nggota koalisi PWYP Indonesia, yaitu GeRAK Aceh, IPC, ICEL, INFEST, IESR, LPAD Riau, LePMIL, GEMAWAN, LSBH NTB, MaTA, IDEA, PADI Indonesia, PATTIRO, PATTIRO Banten, SOMASI NTB, Swandiri Institute, WALHI NTB, Yayasan AKAR Bengkulu, dan YASMIB Sulawesi. Pelatihan ini bertujuan memberikan pengetahuan terkait teori aset tetap di keuangan organisasi non laba, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anggota koalisi terkait ketentuan dan proses dasar sebuah sistem pengelolaan aset tetap pada organisasi serta mengimplementasikan pengelolaan aset tetap yang baik di organisasinya masing-masing.

Pokok bahasan dalam pelatihan ini mencakup perolehan dan pencatatan, penggunaan dan distribusi, pemeliharaan dan peningkatan aset, dan penghapusan aset. Perolehan dan pencatatan aset tetap dilakukan empat tahapan dimulai dari perencanaan, pembelian barang dan perolehan hibah barang, penggunaan sumber dana perolehan aset seperti dana sendiri atau proyek; dan pencatatan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan aset.

Pembelian/pengadaan barang sangat terkait dengan SOP pengadaan atau SOP keuangan bagian pengadaan barang. Kriteria barang yang dibeli diakui sebagai aset tetap seperti barang relatif permanen dan masa manfaat lebih dari satu tahun, barang berwujud atau tidak berwujud, penggunaan untuk operasional kantor, dan harga perolehan yang material berdasarkan kebijakan organisasi. Penyusutan aset tetap diperlukan agar dapat diketahui nilai yang layak untuk regenerasi aset saat masa manfaat telah berakhir. Kondisi yang menentukan penurunan aset tetap seperti mudah rusak, using, dan lain-lain. Biaya pemeliharaan aset tetap akan menambah nilai aset tetap periode berjalan (kapitalisasi). Materi terakhir yang dibahas mengenai penghapusan aset tetap yang mana tindakan penghapusan tersebut memerlukan Berita Acara Penghapusan Aset Tetap yang disetujui Direktur dan Pengurus.

Selain sesi materi yang telah dibahas pada pelatihan ini, peserta dibagi kedalam breakout room. Hal ini ditujukan untuk pengerjaan studi kasus yang akan dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelompok didampingi oleh co-facilitator untuk pengerjaan soal. Hadi Prayitno juga hadir ke setiap kelompok untuk memantau berlangsungnya jalannya studi kasus yang dikerjakan. Setelah studi kasus selesai dikerjakan oleh peserta, setiap kelompok diwakili satu orang akan membahas jawaban dari kasus yang diberikan.

Pelatihan ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias dari peserta. Taufik Rahmat dari PATTIRO Serang Banten sebagai peserta mengatakan, “Saya baru bergabung di PATTIRO Serang, hal yang baru untuk saya mengenai materi ini, sangat luar biasa untuk mendiskusikan bagaimana pengelolaan keuangan aset dan sebagainya, harapan saya ada pelatihan seperti ini lagi supaya untuk mengelola aset lebih teratur, tertib, dan efisien”.

“Kegiatan ini ada pencerahan terutama dalam pengelolaan aset, kemudian kita tidak terlepas dari mitra funding yang ada standarnya juga, sehingga kita harus pandai meramu. Format ini (pengelolaan aset tetap) menjadi acuan utama juga sebagai SOP lembaga dan dapat disampaikan juga kepada donor. Mantap dan keren untuk pelatihan ini”, ujar Persada dari LPAD Riau.

Meliana Lumbantoruan selaku Program Manager berharap setelah dari pelatihan ini agar ilmu yang sudah didapatkan agar diterapkan dengan baik di lembaga masing-masing anggota koalisi. Evaluasi selama satu tahun berjalan akan dilakukan oleh PWYP Indonesia, mengingat sudah banyak pelatihan dan coaching clinic yang terlaksana.

Penulis: Syabilla Rachma & Raudatul Jannah
Reviewer: Meliana Lumbantoruan


Bagikan