Sebuah koalisi masyarakat sipil yang disatukan di bawah kelompok Publish What You Pay (PWYP) Indonesia telah mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini MS Suwandi untuk memastikan bahwa proses pemilihan presiden direktur baru perusahaan minyak dan gas milik negara Pertamina dilakukan secara transparan.

PWYP mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu bahwa Rini harus mempublikasikan kriteria khusus dan umum untuk kandidat direktur utama Pertamina dan dewan direksi.

Kelompok ini juga mendesak pemerintah untuk melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam proses pemilihan figur top perusahaan milik negara terbesar di Indonesia.

Tindakan tersebut, menurutnya, sangat penting untuk membuktikan komitmen pemerintah Joko “Jokowi” Widodo dan Jusuf Kalla untuk menegakkan transparansi dalam pemerintahannya.

Ketua badan pengawas PWYP Indonesia Fabby Tumiwa, yang juga anggota dewan internasional Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), mengatakan bahwa Pertamina, sebagai badan usaha milik negara strategis yang berfokus pada penyediaan minyak mentah dan bahan bakar dalam negeri, tidak hanya memiliki anggaran dan aset yang besar tetapi juga sering dikenai intervensi politik.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa perusahaan itu rentan untuk digunakan sebagai uang tunai, terutama oleh pihak-pihak yang memerintah.

“Seorang direktur utama Pertamina dan anggota dewan direksi yang profesional, jujur, dan memiliki track record yang baik adalah hambatan utama bagi siapa pun yang ingin mengeksploitasi perusahaan untuk merugikan Indonesia dan rakyatnya,” kata Fabby pada hari Sabtu.

Koordinator nasional PWYP Indonesia Maryati Abdullah mengatakan bahwa selain dari integritas, para pemimpin Pertamina juga harus memiliki pengalaman dalam industri minyak dan gas.

Dalam peta jalannya untuk 2014-2019, Pertamina bertujuan untuk menjadi salah satu perusahaan minyak dan gas terbesar di Asia Tenggara, setara dengan perusahaan minyak dan gas Malaysia Petronas.

Pada semester pertama 2014, Pertamina memproduksi 520.630 barel minyak per hari, naik 11,9 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada 2014, perusahaan ini menargetkan total pendapatan US $ 79 miliar, naik sekitar 6 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan diperkirakan akan mencapai US $ 3,44 miliar tahun ini. (ebf) (+++)