By Zaenuddin Zein on January 8, 2014 @TDA_Zein

LOMBOKPreneur.com-Koordinator Nasional dari PWYPI, Maryati Abdullah menjelaskan bahwa sumber daya ekstraktif migas dan pertambangan di Indonesia menjadi sektor setrategis yang diandalkan bagi penerimaan Negara dan penggerak perekonomian nasional tidak terkecuali di Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Ditahun 2013 lalu konstribusi sektor migas dan pertambangan dalam APBN mencapai 23% yakni senilai 398,4 Triliun Rupiah dari total 1726 Triliun Rupiah dalam total APBN tahun 2013”.kata Maryati dalam Workshop Mendorong Ekonomi Ektraktif di Grand Lagi Mataram,Rabu, 08/01/14.

Sebagian besar perbincangan sektor migas dan pertambangan banyak diwarnai oleh topik-topik seputar pencapaian lifting migas. Pergantian BPH Migas dan revisi UU Migas, hilirisasi pertambangan mineral dan batu bara

Mariati menyebutkan, Indonesia telah menjadi Negara pelaksana EITI (Ekstraktif Industri Transparansi Initiatip) sejak tiga tahun lalau EITI telah mempublikasi laporan rekonsilasi antara pemerintah dan 129 perusahaan migas, mineral dan batu bara atas pembayaran pajak dan non pajak, pada tiap unit produksi pemegang kontrak/izin, hingga laporan besaran Dana Bagi Hasil (DBH) di masing-masing Daerah (provinsi/kabupaten/kota).

“EITI Indonesia ini dikoordinatori oleh kemenko perekonomian RI”ujarnya. (Siraj)