Gelombang transparansi di sektor industri ekstraktif yang tercermin dari berkembangnya inisiatif seperti Extractive Industries Transparency Initiative (EITI) maupun European Union (EU) Mandatory Disclosure telah berdampak pada pembukaan data di sektor yang sarat akan ketertutupan. Mudah bagi publik kini untuk mendapatkan data pembayaran perusahaan, penerimaan negara hingga rezim fiskal yang tertuang dalam kontrak. Terlebih bagi negara-negara yang telah memiliki Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik seperti di Indonesia.
Meski demikian, pembukaan data dan informasi tidak serta merta menjawab problema yang hadir akibat minimnya transparansi. Tanpa adanya analisis dan interpretasi yang mendalam, data tersebut tidak akan mampu berkontribusi secara optimal bagi reformasi kebijakan yang lebih transparan dan berpihak pada kepentingan publik. Karenanya, penting mengembangkan model-model penggunaan data dan informasi untuk memanfaatkan pengungkapan data (data disclosure) yang makin berkembang, dengan metode yang lebih firm dan dapat dikomunikasikan dengan pembuat kebijakan secara argumentatif.
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia atas dukungan Open Oil, lembaga konsultasi dengan spesialisasi open data dan sumber daya alam yang berkedudukan di Berlin, berkomitmen untuk mendukung keterbukaan di sektor industri ekstraktif melalui pengembangan financial modelling dengan pendekatan berbasis proyek, dengan menggunakan data dan informasi yang tersedia bagi publik, baik merupakan laporan keuangan perusahaan maupun laporan dan data yang disediakan oleh pihak lain. Melalui pengembangan financial model, publik dapat memastikan implementasi ketentuan kontrak, utamanya terkait rezim fiskal yang berdampak pada penerimaan negara, melakukan evaluasi keekonomian proyek sebagai salah satu pertimbangan keputusan ekstraksi, juga melakukan proyeksi penerimaan negara dari sektor industri ekstraktif.
Program ini juga melakukan aktivitas mentoring guna mengembangkan komunitas financial modeller di Indonesia yang tak terbatas pada organisasi masyarakat sipil, namun juga akademisi, jurnalis dan perwakilan pemerintah. Keberadaan komunitas financial modeler diyakini dapat meningkatkan demand akan pengungkapan data dan informasi terkait industri ekstraktif. Tak hanya itu, dengan semakin banyak analisa yang dihasilkan dari financial model, diskursus publik juga akan berkembang pada arah yang lebih substantif, seperti ketentuan fiskal yang lebih menguntungkan bagi pemerintah hingga perencanaan penerimaan daerah.
Secara umum, program ini merupakan manifesto dukungan terhadap kebijakan keterbukaan data dan informasi juga bentuk dorongan bagi pemerintah untuk menggunakan data sebagai dasar penyusunan kebijakan, khususnya di sektor industri ekstraktif.