Panggilan Global untuk Kesetaraan dalam Rantai Nilai Mineral di COP30

Kepada Semua Negara Pihak pada Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim

“Mineral kritis yang mendukung revolusi energi bersih sering kali ditemukan di negara-negara yang telah lama dieksploitasi. Dan hari ini, kita melihat sejarah berulang. Komunitas diperlakukan buruk. Hak-hak diinjak-injak. Lingkungan dirusak. Negara-negara terjebak di dasar rantai nilai sementara yang lain menuai keuntungan. Dan model ekstraktif yang semakin memperdalam jurang ketidakadilan dan kerusakan. Ini harus diakhiri.” António Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, A Moment of Opportunity, Pidato Khusus, 22 Juli 2025.

Kemampuan kolektif kita untuk mewujudkan Perjanjian Paris bergantung pada pencapaian transisi energi yang adil. Namun, dampak dari ekstraksi mineral yang eksponensial yang menjadi dasar transisi ke energi terbarukan tetap menjadi titik buta utama dalam negosiasi iklim internasional. Menjelang COP30, kami mendesak Para Pihak untuk mengakui hak asasi manusia, perlindungan lingkungan, dan kesetaraan dalam rantai nilai mineral sebagai pilar utama aksi iklim.

Permintaan akan mineral seperti litium, tembaga, kobalt, dan elemen tanah jarang meningkat pesat untuk mendukung sistem energi global nol karbon. Namun, model ekstraksi, pengolahan, perdagangan, dan konsumsi saat ini mengancam untuk merusak tujuan yang hendak dicapai oleh Perjanjian Paris.

Tanpa perubahan drastis, transisi ini akan memperburuk dan memperkuat praktik-praktik tidak adil serta mengulangi pola eksploitatif masa lalu: merampas hak atas tanah masyarakat Adat, meminggirkan komunitas lokal, menyebabkan dampak lingkungan yang menghancurkan, dan mengunci negara-negara berkembang dalam model pelabuhan-ke-lubang tambang yang mencegah mereka memenuhi kebutuhan pembangunan yang mendesak serta membatasi akses energi. Sementara itu, negara-negara maju terus mendorong permintaan bahan mentah dengan mengorbankan batas-batas planet.

Pada Dialog Keempat baru-baru ini di bawah Program Kerja Transisi yang Adil di Addis Ababa, pada September 2025, kami mendengar banyak panggilan untuk pembagian manfaat yang adil, penambahan nilai lokal, dan perlindungan sosial serta lingkungan yang lebih baik. Yang patut dicatat, beberapa hari kemudian, dan untuk pertama kalinya di KTT Iklim Afrika, para kepala negara secara eksplisit mengakui kebutuhan akan rantai pasok mineral yang adil. Saatnya tepat bagi Para Pihak untuk mengakhiri keheningan UNFCCC mengenai mineral transisi dan menunjukkan kemauan politik untuk menghubungkan tata kelola mineral dengan transisi yang adil yang esensial untuk aksi iklim yang efektif.

Untuk itu, kami mendesak Para Pihak untuk mencerminkan hal-hal berikut dalam hasil negosiasi COP30:

• Mengakui urgensi dan relevansi penguatan tata kelola mineral transisi energi untuk pelaksanaan Perjanjian Paris.
• Memutuskan untuk mendirikan Mekanisme Aksi Belem (BAM) untuk Transisi yang Adil secara Global guna mendukung koordinasi dan mempercepat jalur Transisi yang Adil, terutama di negara-negara kaya sumber daya.
• Menyambut prinsip-prinsip dan rekomendasi yang diuraikan dalam laporan Panel Sekretaris Jenderal PBB tentang Mineral Transisi Energi Kritis.
• Mendesak semua Pihak untuk berkontribusi pada aksi multilateral inklusif guna memperkuat tata kelola mineral transisi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk melalui strategi untuk meningkatkan keadilan perdagangan dan mengurangi permintaan mineral secara adil, dengan partisipasi penuh masyarakat Adat, masyarakat sipil, negara-negara produsen, akademisi, pekerja, perempuan, pemuda, dan pakar dari semua wilayah.
• Mendesak Para Pihak untuk memperkuat tata kelola tingkat nasional  termasuk dengan menerapkan transparansi, langkah-langkah anti-korupsi, melindungi lingkungan, hak asasi manusia, dan hak masyarakat Adat, serta mengembangkan strategi industrialisasi hijau inklusif yang mempromosikan pembagian manfaat dan penambahan nilai di negara-negara dan komunitas produsen, serta akses energi bersih untuk semua. “Penyediaan sumber daya untuk transisi energi membutuhkan paradigma baru yang berakar pada kesetaraan dan keadilan”, kata Panel Sekretaris Jenderal PBB tentang Mineral Transisi Energi Kritis. COP30 menawarkan peluang bersejarah untuk mulai mewujudkan perubahan transformatif yang kita butuhkan.

Hormat kami,

Organisasi penandatangan:
Tabel organisasi