Johannesburg – Pada 28-29 Agustus 2025, Aryanto Nugroho, Koordinator Nasional Publish What You Pay (PWYP) Indonesia menghadiri konferensi internasional bertajuk “Reclaiming Industrial Policy for the People: Civil Society’s Role in Green Structural Transformation” di Johannesburg, Afrika Selatan. Acara ini diselenggarakan bersama oleh The Technology and Industrialisation for Development (TIDE) Centre, University of Oxford, Trade & Industrial Policy Strategies (TIPS) South Africa, dan Transnational Institute.
Konferensi yang dihadiri lebih dari 45 peserta dari 22 negara, termasuk peneliti, serikat buruh, aktivis, dan pembuat kebijakan tersebut mendiskusikan bagaimana masyarakat sipil dapat mempengaruhi kebijakan industri agar lebih partisipatif dan responsif secara sosial; Peluang untuk pembelajaran dan kolaborasi lintas sektor; Model alternatif untuk kebijakan industri yang berakar pada keadilan dan keberlanjutan; serta cara untuk memperkuat suara perempuan, pekerja informal, usaha kecil, dan masyarakat lokal dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Dalam kesempatan tersebut, Aryanto berbagi perspektif dari organisasi masyarakat sipil (OMS) Indonesia dan negara-negara Global South lainnya, dimana ekonominya masih sangat bergantung pada sumber daya alam, sehingga transisi menuju industri hijau menjadi urgensi yang tak terhindarkan. Namun, transisi ini dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti menjaga keseimbangan antara keberlanjutan dan kesetaraan, mengatasi ketergantungan ekonomi, serta memastikan proses transformasi yang inklusif bagi semua pihak.
Dalam konferensi ini, para peserta mendalami berbagai aspek untuk mendemokratisasi transisi hijau, diantaranya mereformasi pembiayaan untuk mengakhiri hierarki kolonial dengan perpajakan progresif dan keringanan hutang; memprioritaskan kebutuhan lokal melalui Free Prior Informed Consent (FPIC) dan pengorganisasian diri masyarakat; membangun alat evaluasi yang lebih baik di luar sekadar biaya; dan mempromosikan keputusan yang dipimpin masyarakat, berbagi pengetahuan, dan menjembatani kesenjangan formal-informal.
Diskusi-diskusi ini tidak hanya menghasilkan ide-ide berani, tetapi juga membangun aliansi baru di antara peserta. Para peserta sepakat bahwa transisi hijau harus adil (just transition), di mana tidak ada yang tertinggal, terutama masyarakat rentan di negara-negara berkembang yang sering menjadi korban eksploitasi sumber daya alam.
Konferensi ini memperkuat komitmen PWYP Indonesia untuk terus memperjuangkan keadilan sumber daya (resource justice) dan pembangunan berkelanjutan. Juga menjadi momentum baru untuk masa depan hijau yang setara.
Penulis: Aryanto Nugroho
